Belum lama ini, aq melihat sebuah
video mengenai sebuah kota di Jepang yang menerapkan konsep zero waste (video
bisa dilihat di sini). Mereka menerapkan sebuah konsep pembuangan sampah yang
detail (sampah dipilah sampai 34 jenis), sehingga setiap sampah yang dihasilkan
bisa dimusnahkan, dikubur, atau didaur ulang. Aq merasa kagum dengan etos kerja
orang Jepang yang selalu bersungguh-sungguh demi meraih tujuan mereka. Dalam
agama Islam sendiri ada satu hadist yang berbunyi, “Allah menyukai orang yang
bekerja dengan baik”. Artinya, bagi seorang muslim yang melakukan pekerjaanya
dengan sebaik-baiknya untuk mengharapkan ridho Allah- dalam perkara dunia
sekalipun- akan mendapatkan pahala. Bukankah nikmat sekali jika tiap aktivitas
kita selama 24 jam mendapatkan keridhoan dari Allah karena kita mengerjakanya
dengan sebaik-baiknya dengan niatan lillahi ta’ala?
Melihat video itu aq juga pingin
menerapkan sebuah motto hidup, yaitu zero time waste. Artinya, tak ada waktu
yang boleh terbuang percuma. Tiap aktivitas harus bermanfaat untuk perkara
dunia ataupun akhirat. Aq jadi teringat pernyataan Ustad Erwandi dalam kajian
‘pandangan lelaki jantan terhadap dunia dan harta’, beliau berkata “muslim itu berpindah dari satu
perkara penting kepada perkara penting lainya”. Artinya, nggak ada waktu untuk
ngurusin perkara nggak penting seperti ngecekin akun ig artis (eh!).
Sebenernya konsep memanfaatkan
waktu dengan sebaik-baiknya, udah banyak banget dibahas di berbagai media.
Motto waktu adalah uang udah begitu sering kita dengar sehari-hari. Tapi
sebenarnya bagi seorang muslim, waktu itu buka uang, tapi waktu adalah pahala. Apalagi
mengingat umur adalah salah satu hal yang akan dipertanggungjawabkan nanti.
Lima menit saja dalam sehari yang terbuang percuma, kalo terakumulasi sampai
umur 60 tahun, bisa berabe juga pertanggungjawabanya. Apalagi kenyataanya, aq
bisa menghabiskan lebih dari 5 menit untuk perkara nggak penting (hiks!).
Udah dari dulu aq berusaha untuk
membenahi penggunaan waktuku sehari-hari, dan aq selalu mengalami fase
berhasil-gagal dalam hal ini. Dan setelah melihat video dari Jepang diatas, aq
memutuskan untuk benar-benar serius memperhatikan penggunaan waktuku. Aq mulai
dengan mencatat apa saja yang aq lakukan dalam sehari dengan sedetail-detailnya
dan sejujur-jujurnya. Dan aq menyadari ada 1 benda kecil yang sukses
melalaikanku. Yup! Apalagi kalo bukan android milik suami. Seriously! Aq punya
hubungan cinta-benci dengan benda satu ini. Karena itu sampai sekarang aq belum
tertarik untuk mengganti ponsel ‘tak terlalu pintar’ku. Karena kalo udah pegang
smartphone, yang niat awalnya ngecek jadwal dauroh 5 menit doank, bisa jadi 15
menit karena ada share-sharean menarik di grup fb. Yang awalnya istirahat 15
menit, bisa jadi 30 menit kalo sambil pegang benda ini. Ah!
Lalu apa rencanaku untuk
memperbaiki diri? Sepertinya aq memutuskan untuk nggak megang HP suami lagi.
Pokoknya kalo mau online, ya pake laptop, itupun udah diniatkan dulu
situs-situs apa aja yang mau dibuka. Dan aq juga mau pake alarm HP tiap kali
lagi online jadi nggak keterusan karena ada batasan waktunya. Dan aq tetap
mencatat apa saja kegiatanku dalam sehari, jadi aq bisa menganalisa apa saja
yang perlu diperbaiki dari aktivitas-aktivitasku. Tentu saja proses ini tidak
akan instan, dan akan ada hari-hari dimana aq gagal, tapi kalo aq istiqomah
‘zero time waste’ bener-bener bisa jadi gaya hidup kan?
Apa kamu bilang? Saya lebay? Ah,
nggak juga, cukup ingat saja ‘Allah mencintai hambanya yang bekerja dengan baik’.
#ODOPfor99days #day5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar