Rabu, 29 April 2015

#BeraniLebih Demi Idealisme


Senyaman-nyamanya rumah kontrak, lebih nyaman rumah sendiri. itu pendapat yang dianut oleh sebagian besar pasangan zaman sekarang. Saya setuju dengan pendapat itu. Sayapun memiliki keinginan untuk memiliki rumah kami sendiri. biarpun mewah dan megah yang penting punya sendiri. eh! Pasti asikan, mau dicat atau direnove gimanapun nggak ada yang larang. Mau bikin kebun buah, bunga, obat atau apapun bisa. Nah kalo ngontrak, mau renove males secara bukan punya kita, tapi nggak direnov nyusahin. Hehe..

Sebenernya jaman sekarang untuk punya rumah sendiri nggak terlalu susah. Tinggal ngajuin kredit sesuai dengan kemampuan, udah bisa beli rumah. Tinggal pilih, mau nyicil 5 tahun, 10 tahun, atau 15 tahun. Dan sebenernya lagi, dengan pendapatan kami, kami masih sanggup nyicil rumah sangat sederhana di pinggir kota selama 15 tahun. Tapi saya merasa kurang sreg jika harus memiliki hutang 15 tahun. 15 tahun itu waktu yang lama sekali. 15 tahun harus menanggung hutang yang meresahkan.  Ada satu pepatah mengenai hutang yang selalu saya ingat: hutang itu merendahkan di siang hari, dan menyusahkan di malam hari. Mungkin pepatah itu tidak sepenuhnya benar, apalagi zaman sekarang dimana hutang telah menjadi hal yang mudah dan biasa. Tapi jika dikatakan hutang adalah beban yang meresahkan, saya rasa itu benar. Apalagi kita tidak bisa memastikan rejeki kita selalu stabil seperti sekarang. Bagaimana kalau di depan terjadi musibah seperti pemecatan dan sebagainya?

Tentu saja saya tidak menghakimi mereka yang ingin berkredit untuk memenuhi kebutuhanya (bukan tugas saya juga menghakimi siapa-siapa). Tapi, bagi kami (saya dan suami) lebih baik kalau saya membeli sesuatu secara tunai. Termasuk dalam mimpi saya untuk memiliki rumah saya sendiri. Kalau begitu kapan beli rumahnya, lah wong harga property naik terus???  Jawabanya, saya juga nggak tau! Hehe.. tapi saya #beranilebih percaya diri pada idealisme saya, walaupun bertentangan dengan pemikiran sebagian besar orang.

Akibat keputusan kami tersebut, maka hingga saat ini kami masih jadi kontraktor alias tukang kontrak rumah. Sementara teman-teman yang lain telah memiliki rumah mereka sendiri. Melihat hal itu, terkadang ada perasaan kepingin juga di hati. Tapi kami harus #beranilebih bersabar dengan keputusan yang telah kami buat. Walaupun nggak tau kapan, kami akan punya rumah sendiri. walaupun kami harus repot pindah-pindah rumah kalau kontrakan nggak diperpanjang sama yang punya rumah.

Tentu saja bersabar harus disertai dengan usaha agar keinginan kami ini segera terwujud. Maka sayapun harus #beranilebih giat berusaha mengetuk pintu rejeki dari Allah. saya harus pandai-pandai mengatur waktu antara mengatur urusan rumah tangga dan merintis usaha kecil-kecilan. Jangan ditanya bagaimana repotnya. Saya adalah ibu rumah tangga full time dengan anak yang masih berumur 1 tahunan tanpa asisten rumah tangga. Maka saya harus pandai mengatur waktu dan memilih prioritas dalam memilih aktivitas yang harus saya kerjakan. Ada saatnya saya merasa capek dan kerepotan sekali. Disaat seperti itu, saya beristirahat sejenak dan menghibur diri. Bahwa kalaupun saya gagal mencapai apa yang saya inginkan, saya percaya bahwa Allah tidak akan menyi-nyiakan usaha saya.

Begitulah, ketika kita telah memilih satu sikap, maka kita harus berani dalam menanggung konsekuensinya. Apapun itu.



akun fb : feby raudhati
akun twitter : @f3byraudhati



Kamis, 09 April 2015

Pingin Belajar Jahit (lagi)

Diantara orang-orang yang membuat saya merasa iri adalah orang-orang yang kreatif dan memiliki kemampuan di bidang seni. Itu yang menjadikan saya sangat suka mantengin situs-situs seperti etsy dan pinterest. Di sana ada ribuan ide yang menarik dan lucu hasil karya orang-orang kreatif tersebut. Salah satu produk yang paling menarik bagi saya adalah selimut quilt dan soft book/quite book untuk anak-anak. Warna-warnanya yang lucu dan desainya yang imut bikin saya ngiler  banget ngeliatnya. Saya berpikir bahwa suatu hari nanti saya ingin memiliki kemampuan untuk membuat produk seperti itu. Pasti asik menjalani hari melakukan hal yang menarik dan membuat kita bersemangat mengerjakanya. Itulah yang membuat saya iri dengan pekerja seni, mereka hidup dengan passion dan hal itu menjadikan hidup mereka tidak membosankan.

Ketika saya baru menikah, kakak saya memberikan uang yang katanya untuk membeli sesuatu untuk mengisi rumah kontrakan saya. Namanya juga pengantin baru, wajar dong kalo rumahnya masih kosong, hehe... Kami melihat-lihat beberapa toko perabotan, tapi saya tidak tertarik untuk membeli pernak-pernik rumah. Saya memutuskan uang dari kakak saya tersebut digunakan untuk membeli mesin jahit bekas.

Waktu itu saya bersemangat sekali belajar menjahit dan membeli beberapa kain berpola lucu untuk dibuat menjadi softbook untuk anak saya yang masih di perut. Saya pun mulai belajar menjahit dengan bantuan video tutorial dari youtube. Namun, entah mengapa setiap kali mencoba menjahit, benangnya kusut terus, bahkan jarumnya patah. Sampai-sampai saya nangis bombay dan tidak mau nyentuh mesih jahit itu lagi. Waktu itu saya beralasan, menunggu setelah lahiran aja baru menjahit lagi, soalnya mood saya waktu hamil bisa dikatakan naik-turun nggak karuan.

Sekarang anak saya sudah berumur 1 tahun 4 bulan, dan mesin jahit itu masih belum saya sentuh dan teronggok manis di dapur, begitu juga dengan kain-kain lucu yang sudah saya beli. Belakangan, kakak saya juga tertarik belajar menjahit, ia membeli mesin jahit baru yang canggih dan belajar langsung dengan seorang penjahit di dekat rumah. Menurut guru kursus menjahit kakak saya, mesin jahit yang saya beli dulu itu, sekocinya sudah tidak bagus, jadi benangnya kusut terus. Ada dua kemungkinan mengenai hal tersebut, saya membeli mesin jahit rusak atau saya yang merusak mesin jahit itu. Huhu..

(mesin jahit yg lama g disentuh, mejanya udah dipake jadi meja tulis)

Kakak saya yang baru belajar menjahit, sudah berhasil menjahit baju gamis dan baju-baju lainya. Dia bahkan menjahitkan saya rok dan sampul buku yang lucu dari kain. Melihat hasil karya kakak saya ini, membangkitkan keinginan saya untuk belajar menjahit lagi. Mumpung saya belum hamil lagi, jadi nggak ada alasan bad mood/hormon..hehe..saya pikir saya membutuhkan mesin jahit baru. Itulah sebabnya saya berminat sekali dengan mesin jahit yang dijual sashabilashop, salah satu toko online yang terdaftar di shopious. Mesin jahit ini memiliki 8 pola jahitan, bisa maju mundur, dilengkapi dengan penggulung sekoci otomatis dan 2 kecepatan menjahit. Keren sekali kalau dibandingkan dengan mesin jahit jadul saya yang benangnya kusut terus itu.
(mesin jahit idaman)

Kalau saya memiliki mesin jahit ini, saya akan belajar menjahit dengan sungguh-sungguh. Sampai saya berhasil membuat selimut quilt seperti yang saya inginkan. Siapa tau nanti saya bisa berbisnis online  dari hasil karya saya, dan menjadi toko member shopious juga..hehe.. (tipe orang yang belum bisa aja udah ngayal ketinggian).

Buat yang belum tau apa itu shopious, saya kasih tau ya.. shopious itu, situs online yang menjadi perantara antara toko online dengan pembeli. Shopious menjadi alat untuk memperluas pemasaran dengan cara memajang gambar produk anggota disitusnya. Pembeli yang tertarik dengan barang yang dipajang di shopious, membeli langsung ke toko online member. Kelebihan shopious, kita bisa membandingkan berbagai barang dari berbagai toko tanpa harus ribet buka satu-satu akun instagram toko online, sehingga menghemat waktu berbelanja. Dan yang paling penting, toko member di shopious sudah di cek keaslian dan kevalidasianya oleh shopious. Jadi kita nggak khawatir kena tipu sama pedagang-pedagang nakal seperti kalau kita berbelanja langsung via instagram.

Buat lebih jelasnya, silahkan lihat pada  video di bawah ini