Kalau diizinkan sama Allah, hari selasa ntar aq akan menjadi wanita berumur 25 tahun, yg sudah menikah selama 2 thn..hoho.. Ternyata udah 2 tahun jg saya jd istri solehah( pret!) Adalah kebohongan klo selama 2 thn ini aq g pernah sebel sama suami n anak. Ada masa2nya aq nangis bombay kayak pemain sinetron. Ada Fase adaptasi menjadi ibu baru yg bikin stress. Saat dimana aq harus menerima bahwa hidupq diatur oleh bayi, yg kadang g mw ngerti emaknya lg laper atau pengen boker. Ada masanya dimana muka suami yg biasanya rada2 mirip George clooney, tiba2 mirip farhat abbas( muka minta ditabok). Bisa dibilang derasnya kesibukan rutinitas selama 2 tahun ini, terkadang membuat aq terlupa dengan 1 konsep penting: bahwa aq beruntung karena qmi saling memiliki 1 sama lain. Bahwa qmi berkumpul sbg keluarga.
Jd, td pg aq baca diary lama. Maksudnya seh, pengen musnahin biar g menuh2in tempat. Aq membaca tulisan q ditanggal 25 desember 2012. Tulisan itu mengingatkan aq ttg apa yg q rasain sama si mas dulu. Aq memutuskan untuk mencantumkan disini jurnal aq tsb, sbg pengingat bahwa aq harus bersyukur krn Allah masih menjadikan nur suamiq,sbg salah 1 nikmat terbesar dihidupku.
Jd,ini isi jurnalnya:
"Kemaren aq mendengarkan Radio hidayah, setelah itu aq mengalami perubahan pola pikir. Aq menyadari betapa sombongnya aq selama ini. Aq berpikir bahwa aq telah memahami agama q hanya dgn menggunakan logika aq sendiri. Aq merasa bhw logika q lah yg paling benar. Sombong sekali aq kan? Nabi Muhammad sallahu alaihi wassalam adalah sebaik2nya teladan. Bagaimana cara menyembah Allah yg paling benar? Tentu saja dgn mengikuti seseorang yang telah ditunjuk oleh Allah.Para sahabat yg hidup dizamanya dan melihat serta belajar lgsg kepada nabi, adalah orang yg paling memahami agama ini. Berarti aq harus menjalankan agama ini dgn pemahaman mereka. Berarti aq tidak akan memahami agama ini dgn membaca buku buku zen dan suffi. Lagian knp pula aq mendengarkan saran/motivasi dari org yg bahkan tidak memeluk agama Islam? Aq memutuskan untuk merubah buku bacaan q. Aq menyadari bahwa aq tau sangat sedikit ttg agama ini, aq menyisakan hanya sedikit waktu untuk mempelajari agama ini, tapi aq berpikir bhw aq telah memahami agama ini. Ya Allah, jgn biarkan aq mati dlm kebodohan. Dan aq bersyukur karena engkau mempertemukan q dgn Nur, karena dia mendorongku untuk membaca dan mendengar apa yg bermanfaat."
Label
- cooking lesson (16)
- kontes mania (11)
- Islam (9)
- random/renungan penulis (9)
- dunia anak (5)
- Belajar Nulis (1)
Sabtu, 21 Februari 2015
Rabu, 18 Februari 2015
riwayat menulisku
Saya tidak pernah berkeinginan
untuk menerbitkan buku atau bermimpi blog saya menjadi terkenal seperti blognya
trinity/raditya dika. Tapi saya setia menulis sejak saya masih mengenyam
pendidikan di sekolah dasar. Saat ini umur saya (hampir) 25 tahun, jadi silahkan hitung
sendiri sudah berapa tahun saya menulis. Sudah menulis selama itu, prestasinya
harusnya banyak donk ya? Haha..jawabanya tidak sama sekali. Saya tidak pernah
menang lomba ataupun (berusaha) menerbitkan buku. Meski begitu, saya senang
menulis dan saya merasakan banyak manfaat menulis bagi diri saya sendiri
sehingga saya tidak berencana untuk berhenti menulis dalam waktu dekat.
Media awal saya menulis adalah
jurnal pribadi alias Diary. Sampai saat ini saya masih menulis Diary, sehingga
jumlah diary saya mencapai belasan buku. Walaupun sejak menikah intensitas
menulis saya sudah jauh berkurang. Dengan menulis di diary, saya bisa merenung
dan menilai diri sendiri. Misalnya, kenapa saya merasa begini, kenapa saya bereaksi
begitu, apa yang sebenarnya penting untuk diperjuangkan dalam hidup saya dan
apa yang harus diperbaiki. Menulis di diary membantu saya di fase ketika saya
mempertanyakan apa tujuan hidup saya. Untuk apa sih saya diciptakan? Rupanya,
hasil perenungan yang panjang dengan diary itu adalah,’untuk menyembah Allah’.
sehingga sampai saat ini apapun jalan yang saya pilih saya usahakan untuk
selaras dengan tujuan utama penciptaan saya tersebut. Maka dapat saya katakan manfaat
pertama menulis bagi saya adalah alat bantu renung sehingga saya memiliki
prinsip hidup yang jelas dan tidak terbawa arus ataupun kehilangan fokus.
Saya mulai menulis di blog kalau
tidak salah di zaman kuliah. Waktu itu, tujuan saya sekedar meningkatkan
kemampuan saya menulis dalam bahasa inggris. Jadi blog saya waktu itu isinya
full bahasa inggris tanpa terjemahan. Saya tidak peduli dengan jumlah
pengunjung ataupun tampilan blog. Karena tujuan saya bukan rating ataupun
apresiasi. Walaupun pada akhirnya blog itu saya tinggalkan karena kesibukan,
tapi saya mendapatkan manfaat kedua dari
menulis yaitu alat bantu belajar. Karena untuk menulis artikel dalam bahasa
inggris otomatis saya harus menambah vocabulary saya, belum lagi berlatih
membuat kalimat dengan struktur yang benar.
Ketika saya menikah dan menjadi
ibu rumah tangga full time, barulah saya mengetahui adanya giveaway dan lomba
blog. Saya pun berusaha semampu saya untuk mengikuti lomba itu
sebanyak-banyaknya dengan tujuan, memenangkan hadiahnya. Hasilnya, tahun 2014
kemarin saya menjadi istri dan ibu yang agak menyebalkan demi mengikuti
giveaway yang tidak satupun saya menangkan. Akhirnya saya menyadari, memaksakan
diri menulis dengan menggantungkan harapan pada hasil adalah hal yang tidak
menyenangkan dan kurang sehat bagi mental saya. Sayapun merubah mindset saya. Saya
mengikuti giveaway tanpa melihat hadiah yang disediakan, yang penting deadlinenya
sesuai dengan waktu luang yang saya miliki. Menang bukan lagi tujuan utama.
Dengan mindset saya yang baru
tersebut, saya menyadari manfaat menulis
yang lainya, yaitu alat untuk menambah wawasan dan melatih otak saya agar tetap
bekerja. Mengapa begitu? Iya dong,
karena untuk mengikuti suatu lomba menulis, kita harus membaca dan mencari tahu
hal yang sesuai dengan tema yang dilombakan. Misalnya lomba menulis di bidang
ekonomi yang pernah saya ikuti, otomatis saya harus membaca jurnal-jurnal
ekonomi dan pemikiran para pengamat yang bikin otak mumet. Dengan mengikuti
lomba menulis berarti saya memaksa otak saya (yang terbiasa dipakai untuk
mengerjakan urusan domestik) untuk tetap update dengan berita-berita yang ada
dan belajar merangkainya menjadi artikel yang menarik. Walaupun Ibu rumah
tangga , bukan berarti boleh kudet kan?
Kesimpulanya, dengan banyaknya
manfaat menulis yang saya rasakan hingga saat ini, saya tetap akan terus
menulis dan mencintai dunia menulis walaupun tidak ada yang bertepuk tangan
atas hasil karya saya.
Langganan:
Postingan (Atom)