Selasa, 01 April 2014

Muslim gak pernah rugi




Agama islam itu agama yang sempura, yang diturunkan oleh makhluk yang maha sempurna. Maha pemurah lagi maha penyayang. Saya cinta agama ini karena semuanya sudah diatur dengan sempurna tanpa merugikan makhlukNya sedikitpun. Berikut beberapa bukti betapa maha penyayangnya Allah:
1.       Jika muslim mengalami cobaan dan ia bersabar, maka ia mendapat pahala.  Bukan cuma pahala tapi dosanya pun digugurkan.

Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (QS. Al-Baqaroh : 155-157).

Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya”. (HR. Bukhari no. 5641)
Sesungguhnya Allah benar-benar akan menguji hamba-Nya dengan penyakit, sehingga ia menghapuskan setiap dosa darinya”.(HR. Al-Hakim I/348, dishohihkan Syeikh Albani dalam kitab Shohih Jami’is Shoghirno.1870)

2.   Jika ada yang menzhalimi,menyakiti perasaan dan mengghibah kita, maka pahala orang tersebut diberikan kepada kita di hari perhitungan nanti.
3.       Jika muslim memperoleh nikmat dan ia bersyukur, maka ia memperoleh pahala dan ditambahkan nikmatnya. Bayangkan, senang karena dapat kenikmatan saja dapat pahala.
4.       Setiap amal baik dibalas dengan ganjaran berlipat-lipat, tetapi satu dosa diganjar dengan 1 dosa. Dan, ketika Allah melarang atau memerintahkan umatnya melakukan sesuatu itu semata-mata untuk kebaikan umatnya. Contohnya, larangan memakan babi, ternyata diketahui bahwa cacing pita pada daging babi tidak mati ketika dimasak. Bayangkan, sudah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri, dapat pahala lagi. 
5.       Jika seorang hamba benar-benar bertaubat, maka dosanya yang besar  sekalipun akan diampuni. Bahkan walaupun sesorang telah membunuh 100 orang dan belum berbuat kebaikan. Seperti  Kisah yang diriwayatkan dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinaan Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dahulu pada masa sebelum kalian ada seseorang yang pernah membunuh 99 jiwa. Lalu ia bertanya tentang keberadaan orang-orang yang paling alim di muka bumi. Namun ia ditunjuki pada seorang rahib. Lantas ia pun mendatanginya dan berkata, ”Jika seseorang telah membunuh 99 jiwa, apakah taubatnya diterima?” Rahib pun menjawabnya, ”Orang seperti itu tidak diterima taubatnya.” Lalu orang tersebut membunuh rahib itu dan genaplah 100 jiwa yang telah ia renggut nyawanya.
Kemudian ia kembali lagi bertanya tentang keberadaan orang yang paling alim di muka bumi. Ia pun ditunjuki kepada seorang ‘alim. Lantas ia bertanya pada ‘alim tersebut, ”Jika seseorang telah membunuh 100 jiwa, apakah taubatnya masih diterima?” Orang alim itu pun menjawab, ”Ya masih diterima. Dan siapakah yang akan menghalangi antara dirinya dengan taubat? Beranjaklah dari tempat ini dan ke tempat yang jauh di sana karena di sana terdapat sekelompok manusia yang menyembah Allah Ta’ala, maka sembahlah Allah bersama mereka. Dan janganlah kamu kembali ke tempatmu(yang dulu) karena tempat tersebut adalah tempat yang amat jelek.”
Laki-laki ini pun pergi (menuju tempat yang ditunjukkan oleh orang alim tersebut). Ketika sampai di tengah perjalanan, maut pun menjemputnya. Akhirnya, terjadilah perselisihan antara malaikat rahmat dan malaikat adzab. Malaikat rahmat berkata, ”Orang ini datang dalam keadaan bertaubat dengan menghadapkan hatinya kepada Allah”. Namun malaikat adzab berkata, ”Orang ini belum pernah melakukan kebaikan sedikit pun”. Lalu datanglah malaikat lain dalam bentuk manusia, mereka pun sepakat untuk menjadikan malaikat ini sebagai pemutus perselisihan mereka. Malaikat ini berkata, ”Ukurlah jarak kedua tempat tersebut (jarak antara tempat jelek yang dia tinggalkan dengan tempat yang baik yang ia tuju -pen). Jika jaraknya dekat, maka ia yang berhak atas orang ini.” Lalu mereka pun mengukur jarak kedua tempat tersebut dan mereka dapatkan bahwa orang ini lebih dekat dengan tempat yang ia tuju. Akhirnya,ruhnya pun dicabut oleh malaikat rahmat.”
Padahal baru niat untuk berubah, udah diampuni. Subhanallah..

6.       Amal ibadah kita, jika dibandingkan dengan kenikmatan surga yang telah dijanjikan Allah, tidak ada apa-apanya. Jangankan kenikmatan surga dengan satu nikmat indra penglihatan  di dunia pun tidak ada apa-apanya. Dan Allah tidak membutuhkan umatnya untuk menyembahnya dan Allah tidak rugi sedikitpun walaupun semua hambanya berbuat maksiat, tapi Allah tetap memberi nikmat pada hambanya yang beribadah dengan sungguh-sungguh kepadanya. Walaupun hambanyalah yang butuh untuk menyembah keadanya.
7.       Walaupun kita belum menjadi hamba yang sholeh, Allah tetap mencurahkan nikmatnya yang tak terhitung banyaknya. Allah atur jalan hidup manusia dngan sebaik-baiknya. Tidak bisa dibayangkan bagaimana jadinya  jika Allah membiarkan saya mengurus masalah saya sendiri.

Jadi,  bagaimana mungkin saya tidak cinta dengan agama yang telah diatur oleh makhluk yang maha mengasihi, Allah  ‘azza wa jalla.

“Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaway I Love Islam

 




6 komentar:

  1. salam kenal mbak :)
    iya insyaAllah kita tidak akan pernah rugi :))

    BalasHapus
  2. InsyaAllah .. kita sebagai muslim gak pernah rugi :), salam kenal mba :D

    BalasHapus
  3. Masya Allah... Islam adalah nikmat terindah... Makasi ya mba, salam kenal :)

    BalasHapus