Agama islam itu agama yang sempura,
yang diturunkan oleh makhluk yang maha sempurna. Maha pemurah lagi maha
penyayang. Saya cinta agama ini karena semuanya sudah diatur dengan sempurna
tanpa merugikan makhlukNya sedikitpun. Berikut beberapa bukti betapa maha
penyayangnya Allah:
1. Jika
muslim mengalami cobaan dan ia bersabar, maka ia mendapat pahala. Bukan cuma pahala tapi dosanya pun
digugurkan.
“Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang
yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi
roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari
Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (QS.
Al-Baqaroh : 155-157).
“Tidaklah
seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan,
kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan
sebagian dari kesalahan-kesalahannya”. (HR. Bukhari no. 5641)
“Sesungguhnya Allah benar-benar
akan menguji hamba-Nya dengan penyakit, sehingga ia menghapuskan setiap dosa
darinya”.(HR. Al-Hakim I/348, dishohihkan Syeikh Albani dalam
kitab Shohih
Jami’is Shoghirno.1870)
2. Jika ada yang menzhalimi,menyakiti perasaan
dan mengghibah kita, maka pahala orang tersebut diberikan kepada kita di hari
perhitungan nanti.
3. Jika
muslim memperoleh nikmat dan ia bersyukur, maka ia memperoleh pahala dan
ditambahkan nikmatnya. Bayangkan, senang karena dapat kenikmatan saja dapat
pahala.
4. Setiap
amal baik dibalas dengan ganjaran berlipat-lipat, tetapi satu dosa diganjar
dengan 1 dosa. Dan, ketika Allah melarang atau memerintahkan umatnya melakukan
sesuatu itu semata-mata untuk kebaikan umatnya. Contohnya, larangan memakan
babi, ternyata diketahui bahwa cacing pita pada daging babi tidak mati ketika
dimasak. Bayangkan, sudah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri,
dapat pahala lagi.
5. Jika
seorang hamba benar-benar bertaubat, maka dosanya yang besar sekalipun akan diampuni. Bahkan walaupun
sesorang telah membunuh 100 orang dan belum berbuat kebaikan. Seperti Kisah yang diriwayatkan dari Abu Sa’id Sa’ad
bin Malik bin Sinaan Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dahulu pada masa sebelum kalian
ada seseorang yang pernah membunuh 99 jiwa. Lalu ia bertanya tentang keberadaan
orang-orang yang paling alim di muka bumi. Namun ia ditunjuki pada seorang
rahib. Lantas ia pun mendatanginya dan berkata, ”Jika seseorang telah membunuh
99 jiwa, apakah taubatnya diterima?” Rahib pun menjawabnya, ”Orang seperti itu
tidak diterima taubatnya.” Lalu orang tersebut membunuh rahib itu dan genaplah
100 jiwa yang telah ia renggut nyawanya.
Kemudian ia kembali lagi bertanya
tentang keberadaan orang yang paling alim di muka bumi. Ia pun ditunjuki kepada
seorang ‘alim. Lantas ia bertanya pada ‘alim tersebut, ”Jika seseorang telah
membunuh 100 jiwa, apakah taubatnya masih diterima?” Orang alim itu pun
menjawab, ”Ya masih diterima. Dan siapakah yang akan menghalangi antara dirinya
dengan taubat? Beranjaklah dari tempat ini dan ke tempat yang jauh di sana
karena di sana terdapat sekelompok manusia yang menyembah Allah Ta’ala, maka
sembahlah Allah bersama mereka. Dan janganlah kamu kembali ke tempatmu(yang dulu)
karena tempat tersebut adalah tempat yang amat jelek.”
Laki-laki ini pun pergi (menuju
tempat yang ditunjukkan oleh orang alim tersebut). Ketika sampai di tengah
perjalanan, maut pun menjemputnya. Akhirnya, terjadilah perselisihan antara
malaikat rahmat dan malaikat adzab. Malaikat rahmat berkata, ”Orang ini datang
dalam keadaan bertaubat dengan menghadapkan hatinya kepada Allah”. Namun
malaikat adzab berkata, ”Orang ini belum pernah melakukan kebaikan sedikit
pun”. Lalu datanglah malaikat lain dalam bentuk manusia, mereka pun sepakat
untuk menjadikan malaikat ini sebagai pemutus perselisihan mereka. Malaikat ini
berkata, ”Ukurlah jarak kedua tempat tersebut (jarak antara tempat jelek yang
dia tinggalkan dengan tempat yang baik yang ia tuju -pen). Jika jaraknya dekat,
maka ia yang berhak atas orang ini.” Lalu mereka pun mengukur jarak kedua
tempat tersebut dan mereka dapatkan bahwa orang ini lebih dekat dengan tempat
yang ia tuju. Akhirnya,ruhnya pun dicabut oleh malaikat rahmat.”
Padahal
baru niat untuk berubah, udah diampuni. Subhanallah..
6. Amal
ibadah kita, jika dibandingkan dengan kenikmatan surga yang telah dijanjikan
Allah, tidak ada apa-apanya. Jangankan kenikmatan surga dengan satu nikmat
indra penglihatan di dunia pun tidak ada
apa-apanya. Dan Allah tidak membutuhkan umatnya untuk menyembahnya dan Allah
tidak rugi sedikitpun walaupun semua hambanya berbuat maksiat, tapi Allah tetap
memberi nikmat pada hambanya yang beribadah dengan sungguh-sungguh kepadanya.
Walaupun hambanyalah yang butuh untuk menyembah keadanya.
7. Walaupun
kita belum menjadi hamba yang sholeh, Allah tetap mencurahkan nikmatnya yang
tak terhitung banyaknya. Allah atur jalan hidup manusia dngan sebaik-baiknya. Tidak
bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika
Allah membiarkan saya mengurus masalah saya sendiri.
Jadi, bagaimana mungkin saya tidak cinta dengan
agama yang telah diatur oleh makhluk yang maha mengasihi, Allah ‘azza wa jalla.
“Tulisan ini diikutsertakan
pada Giveaway I Love Islam”
Subhanallah...:)
BalasHapussalam kenal mbak :)
BalasHapusiya insyaAllah kita tidak akan pernah rugi :))
salam kenal juga mbak :)
HapusInsyaAllah .. kita sebagai muslim gak pernah rugi :), salam kenal mba :D
BalasHapussalam kenal juga mbak :)
HapusMasya Allah... Islam adalah nikmat terindah... Makasi ya mba, salam kenal :)
BalasHapus